Menciptakan Dunia Anak

21 03 2011

Membuat kostum ksatria:
Cara membuat:
A. Buat pedang yang aman dari surat kabar yang digulung.
B. Buat perisai dari kotak kardus bekas.Potong bagian sisi kardus kemudian bentuk menjadi sebuah perisai. Buat celah di bagian tengah lembar karton tersebut sebagai pegangan tangan anak.
C. Buat baju perang sederhana dari dua bagian karton yang dihubungkan dibagian bahu . Menggunakan pita. Potong lengkungan untuk leher dan lengan. Lalu cat dengan warna abu-abu atau perak.

Yang dipelajari anak:
Membangkitkan imajinasi anak serta meningkatkan keterampilan menuturkan cerita, mengekspresikan diri, dan komunikasi.

Ekspresi Lewat Seni Musik

Simfoni botol selai:
Cara membuat:

• Carilah enam buah botol selai atau gelas.
• Masukkan air dalam volume yang berbeda-beda ke dalam masing-masing botol.
• Tunjukkan pada anak cara mengetuk setiap botol dengan sendok kayu untuk mengeluarkan not bunyi.

Yang dipelajari anak:
Anak bisa mengubah jumlah volume air untuk mengubah not dari botol sesuka hatinya . Biarkan anak Anda menyetel botolnya. Melalui permainan ini anak dapat mengekspresikan dirinya melalui musik serta mendorong kreativitasnya ketika ingin menghasilkan alunan nada yang di inginkan.

Dengan mempunyai kreativitas, anak akan tumbuh menjadi anak yang berani, percaya diri, memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan mudah membuat keputusan yang sesuai saat menghadapi suatu masalah. Berikut tips bagi orang tua untuk mengembangkan kemampuan anak berpikir kreatif.

1. Memilihkan jenis mainan yang sesuai keinginan anak, terutama yang merangsang kemampuan anak berimajinasi, misalnya Lego.
2. Memberikan media atau permainan sebanyak-banyaknya.
3. Berikan penguatan dan dukungan untuk hal-hal baru yang ditemukannya.
4. Gunakan metode Mind Mapping karena akan mempunyai gambaran atau rencana dalam membuat hasil karya sehingga mampu bekerja secara terstruktur.





Berpikir Lateral, Apakah Itu?

21 02 2011

Kreativitas berkaitan dengan kemampuan berpikir divergen (devergent thinking). Yaitu kemampuan untuk berpikir, dari berbagai macam sudut pandang, memikirkan berbagai kemungkinan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan (berpikir lateral). Dengan kemampuan ini, anak memiliki berbagai cara penyelesaian saat menghadapi persoalan. ”Mungkin saja cara yang dipikirkannya belum pernah terpikir dan dicoba orang lain, sehingga berpotensi sebagai anak yang kreatif,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Alzena , selayaknya kecerdasan, kreativitas biasanya menonjol pada suatu area tertentu dan bidang lainnya yang berkaitan. Bidang non-eksakta bisa memberikan kesempatan yang lebih luas dalam penerapan kreativitas, misalnya bidang seni. Meskipun bidang eksak pun membutuhkan kemampuan berpikir divergen dan kreativitas dalam langkah-langkah penyelesaian masalahnya. Untuk dapat menyelesaikan persoalan matematika yang rumit, dibutuhkan kemampuan berpikir divergen dan kreativitas dalam menciptakan langkah-langkah penyelesaian.

Menurut Dorothy Einon, psikolog dari Universitas Colloge, London,dalam bukunya Creative Child, kreativitas pada anak bukanlah didapat dari sumbangan genetik orang tua atau keluarganya. Namun, budaya pola pengasuhan anak serta lingkungan yang memelihara keterampilan kita bisa diturunkan pada anak. Sayangnya, sering kali lingkungan menghalangi kreativitas anak, dan berulang terus.

Alzena menjelaskan, sejalan dengan kemampuan berpikirnya, anak dapat mulai distimulasi dan mengembangkan kemampuan berpikir divergen serta kreativitasnya mulai dari usia 2 tahun.

Pada usia tersebut, kondisi otak anak mulai mengalami peningkatan sampai 70-90 persen dari berat otak manusia dewasa. Di masa ini anak mengembangkan keterampilan yang bervariasi, termasuk di dalamnya kemampuan berpikir logis dan imajinasi. Dua kemampuan ini sangat berperan penting dalam berkembangnya kreativitas.

Menurut Alzena, berpikir konvergen berkembang secara alami, sedangkan divergen tidak berkembang dengan sendirinya. Namun, dengan bantuan dari lingkungan, yaitu orang tua dan metode pengasuhannya. Tugas orang tua yang paling penting adalah memberikan fasilitas dan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya sesuai dengan tahapan perkembangan yang dimiliki. Berikut ini adalah kegiatan yang dapat dilakukan orang tua dalam mengembangkan kemampuan berpikir sekaligus kreativitas anak sesuai tahapan usianya.