Museum Geologi Bandung: Memajang Kerangka T-Rex

8 05 2009

Setinggi apakah T-Rex, mengapa gunung bisa meletus, atau bagaimana jalan tol bisa terbelah dua? Temukan jawabannya di Museum Geologi Bandung (MGB).
Di museum MGB kita akan menemukan berbagai koleksi benda-benda geologi.Kurang lebih, ada 60.000 koleksi fosil, dan 250.000 koleksi batuan serta mineral. Untuk menambah daya tariknya, MGB juga memajang kerangka tiruan T-Rex (Tyranosaurus Rex) yang dibuat di Kanada tahun 1998. Reptil bertinggi lebih dari lima meter tersebut sampai kini cukup menyedot banyak pengunjung, terutama anak-anak yang tertarik pada dinosaurus.

Tak terkecuali, fosil-fosil hewan maupun manusia purba yang ditemukan di tanah air juga menjadi koleksinya. “Tapi kebanyakan fosil yang terdapat di sini merupakan replika, karena fosil aslinya masih digunakan untuk
bahan penelitian para ahli. Seperti fosil kerbau yang ditemukan di sungai Bengawan Solo atau fosil manusia yang ditemukan di Sangiran,” papar Drs. Dwi Agoes Herryanto, staf informasi MGB.

MENJAWAB PERTANYAAN

Sebagai tempat belajar yang menarik, MGB menjawab segala pertanyaan seputar kegiatan bumi, berikut bahan dan sisa makhluk hidup yang tersimpan di dalamnya. Mengapa gunung meletus? Mengapa tanah longsor?
Mengapa ada gempa bumi? Atau, mengapa pergeseran lapisan bumi bisa membelah jalan tol, meruntuhkan gedung-gedung, serta mengguncang daratan? Materi pengetahuan ini juga berguna bagi orang tua. Siapa tahu,
anak bertanya kepada kita di lain waktu.

“Tanpa terasa, sebenarnya hidup kita tak lepas dari unsur geologi ini. Dari gelas untuk minum, komputer yang kita pelototi setiap hari, juga mainan yang banyak kita berikan pada si kecil, semua ternyata mengandung
unsur geologi. Semua bahan gelas, plastik, atau bahan bakar berasal dari bahan-bahan yang terdapat di dalam bumi,” tutur Dwi yang bermaksud menggambarkan betapa dekatnya kita dengan disiplin ilmu ini.

Untuk menunjukkan bahan-bahan yang dikandung bumi, MGB memamerkan berjenis-jenis batuan dan mineral yang diambil dari bumi pertiwi. Sebagian, dijual sebagai suvenir museum dalam bentuk pernak-pernik
hiasan. Kalau mau, pengunjung dipersilakan mengambil foto koleksi museum. Numpang difoto juga boleh.
Tak cuma itu, di sini kita juga bisa mendapatkan cerita tentang perkembangan sejarah bumi. Dimulai dari pembentukan bumi hingga munculnya berbagai makhluk hidup, seperti dinosaurus, manusia kera, hingga manusia seperti kita sekarang ini. Untuk menjelaskan semuanya, MGB menyediakan tenaga pemandu.

Pengunjung yang berstatus pelajar disediakan lembar kerja berisi pertanyaan tentang museum. Siswa bisa minta bantuan kepada pemandu dalam menjawab pertanyaan. Dengan adanya lembar kerja siswa ini, anak-anak digiring mengeksplorasi museum dengan tertib, tidak berlari-larian atau banyak bercanda.

PENGUNJUNG TK DITERANGKAN GURU

Khusus untuk rombongan TK, pihak museum biasanya hanya akan menjelaskan materi kepada guru-guru. Selanjutnya guru-gurulah yang akan menjelaskan ke anak didiknya, bukan pemandu museum. “Terus terang, kami punya hambatan dalam berkomunikasi dengan anak-anak TK, apalagi kalau harus mengatur mereka. Guru, kan, lebih mengenal anak didiknya. Mereka juga lebih tahu metode menjelaskan yang terbaik,” aku Dwi. “Topik yang diberikan umumnya juga sebatas pengenalan umum dinosaurus dan gunung api yang meletus.”

Mengenai tarif, museum yang diresmikan tahun 1929 oleh pemerintah Hindia Belanda ini menerapkan biaya Rp 2.000 untuk umum dan Rp 1.500 untuk pelajar. Bila datang dengan rombongan, pelajar hanya dikenai Rp 1.000. MGB buka dari Senin hingga Kamis antara jam 09.00-15.00 WIB, sedangkan Sabtu dan Minggu setiap pukul 09.00-13.00 WIB. Khusus hari Jumat dan hari libur nasional tutup. “Museum ini tutup karena kami juga perlu merawat benda-benda koleksi di sini.”

Museum Geologi Bandung
Jl. Diponegoro 57 Bandung 40122
Telp. (022) 720 3205